26-
DOA SHALAT ISTIKHARAH
74. Jabir bin Abdillah berkata: Ada-lah Rasulullah mengajari kami
shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana mengajari surah
Al-Qur-an. Beliau bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mempunyai
rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunah
(Istikharah) dua rakaat, kemudian baca-lah doa ini:
74-
((اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ،
وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ،
فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ
الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ
وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ
قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ
فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ
وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ
عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ)).
“Ya Allah, sesungguhnya
aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon
kekuasaanMu (untuk mengatasi perso-alanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon
kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung, se-sungguhnya Engkau
Mahakuasa, se-dang aku tidak kuasa, Engkau mengeta-hui, sedang aku tidak
mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah,
apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat
hendak-nya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya
terha-dap diriku atau -Nabi T
bersabda: …di dunia atau akhirat- sukseskanlah untuk-ku, mudahkan jalannya,
kemudian beri-lah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan
ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, per-ekonomian dan akibatnya kepada
diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya,
takdirkan kebaikan untukku di mana saja keba-ikan itu berada, kemudian berilah
kere-laanMu kepadaku.”[1]
Tidak
menyesal orang yang beristi-kharah kepada Al-Khaliq dan bermusya-warah dengan
orang-orang mukmin dan berhati-hati dalam menangani perso-alannya. Allah Ta’ala berfirman:
“… dan bermusyawarahlah kepada
mereka (para sahabat) dalam urusan itu (peperangan, perekonomian, politik dan
lain-lain). Bila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah…” (Ali Imran, 3: 159)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar