15- BACAAN KETIKA MENDENGARKAN ADZAN
22. [1]“Seseorang yang mendengarkan adzan, hendaklah mengucapkan
seba-gaimana yang diucapkan oleh muadzin, kecuali dalam kalimat: Hayya ‘alash shalaah
dan Hayya ‘alal falaah. Maka mengucapkan:
((لاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ)).
23- ((وَأَنَا
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِمُحَمَّدٍ
رَسُوْلاً، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا)).
23. “Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah,
Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya dan sesung-guhnya Muhammad adalah hamba
dan utusanNya. Aku rela Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama (yang
benar). (Dibaca setelah muadzin membaca
syaha-dat).[2]
25- ((اَللَّهُمَّ
رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا
الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ
وَعَدْتَهُ، [إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ] )).
25. “Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan)
ini dan shalat (wajib) yang didirikan.
Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan dibe-rikan selain kepada Nabi T) dan fadhilah kepada
Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga
bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya
Engkau tidak menyalahi janji”.[4]
26. Berdoa untuk diri sendiri antara
adzan dan iqamah, sebab doa pada waktu itu dikabulkan.[5]
[4]
HR.
Al-Bukhari 1/152. Untuk kalimat: Innaka laatukhliful mii’aad, menurut riwayat
Al-Baihaqi 1/410, Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz berpendapat, isnad hadits
tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar, hal. 38.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar