Sikembar34-Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi
Arabia) ditanya, "Bagaimana menyanggah orang yang mengatakan bahwa ‘Allah ada di mana-mana’ –Maha Suci Allah
dari perkataan semacam ini- dan apa hukum mengatakan seperti itu?"
Jawaban:
[Pertama]
Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa
dzat Allah subhanahu wa ta’ala bersemayam di atas ‘Arsy, Dia tidaklah berada di alam ini
(sebagaimana makhluk-Nya), bahkan Allah terpisah dari makhluk-Nya. Namun Allah
tetap mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu di bumi dan di langit yang
samar dari-Nya. Allah Ta’ala
berfirman,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ
“Sesungguhnya Tuhan
kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu
Dia bersemayam di atas 'Arsy.” (QS. Al A’rof :
54)
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ
اسْتَوَى
“ (Yaitu) Rabb Yang
Maha Pemurah yang bersemayam di atas 'Arsy.” (QS.
Thoha [20] : 4-5)
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ
فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا
“Kemudian Allah
bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah,
maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih
mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (QS. Al Furqon
[25] : 59)
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ
“Allah lah yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy.” (QS. As Sajdah
[32] : 4)
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
“Dan Dia-lah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum
itu) di atas air.” (QS. Hud [11] : 7)
Dan yang menunjukkan bahwa Allah berada di
atas seluruh makhluk-Nya adalah dalil tentang diturunkannya Al Qur’an dari
sisi-Nya. Telah kita ketahui bahwa setiap sesuatu yang turun itu adalah dari
atas ke bawah. Allah Ta’ala
berfirman,
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا
عَلَيْهِ
“Dan Kami telah
turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al Ma’idah
[5] : 48)
حم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
(2)
“Haa Miim.
Diturunkan Kitab ini (Al Qur'an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Ghofir [40] : 1-2)
حم تَنْزِيلٌ مِنَ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
“Haa Miim.
Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushshilat [40] : 1-2)
Dan masih banyak dalil lainnya yang
menjelaskan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
berada di atas sana.
Dalil dari As Sunnah adalah hadits Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulamiy dengan lafazh dari Muslim,
“Saya memiliki seorang budak yang biasa mengembalakan kambingku sebelum di daerah antara Uhud dan Al Jawaniyyah (daerah di dekat Uhud, utara Madinah, pen). Lalu pada suatu hari dia berbuat suatu kesalahan, dia pergi membawa seekor kambing. Saya adalah manusia, yang tentu juga bisa timbul marah. Lantas aku menamparnya, lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkara ini masih mengkhawatirkanku. Aku lantas berbicara pada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah aku harus membebaskan budakku ini?” “Bawa dia padaku,” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar. Kemudian aku segera membawanya menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya pada budakku ini,
Dalil dari As Sunnah adalah hadits Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulamiy dengan lafazh dari Muslim,
“Saya memiliki seorang budak yang biasa mengembalakan kambingku sebelum di daerah antara Uhud dan Al Jawaniyyah (daerah di dekat Uhud, utara Madinah, pen). Lalu pada suatu hari dia berbuat suatu kesalahan, dia pergi membawa seekor kambing. Saya adalah manusia, yang tentu juga bisa timbul marah. Lantas aku menamparnya, lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkara ini masih mengkhawatirkanku. Aku lantas berbicara pada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah aku harus membebaskan budakku ini?” “Bawa dia padaku,” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar. Kemudian aku segera membawanya menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya pada budakku ini,
أَيْنَ اللَّهُ
“Di mana
Allah?”
Dia menjawab,
Dia menjawab,
فِى السَّمَاءِ
“Di atas
sana.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi,
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi,
مَنْ أَنَا
“Siapa
saya?”
Budakku menjawab,
Budakku menjawab,
أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ
“Engkau adalah
Rasulullah.”
Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
“Merdekakanlah dia
karena dia adalah seorang mukmin.” (HR. Ahmad [5/447],
Malik dalam Al Muwatho’
[666], Muslim [537], Abu Daud [3282], An Nasa’i dalam Al Mujtaba’ [3/15], Ibnu Khuzaimah
[178-180], Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah [1/215], Al Lalika’iy dalam Ushul Ahlis
Sunnah [3/392], Adz Dzahabi dalam Al ‘Uluw [81])
Terdapat juga hadits dari Abu Sa’id Al
Khudri,
أَلاَ تَأْمَنُونِى وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِى
السَّمَاءِ يَأْتِينِى خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءً
“Tidakkah kalian
beriman padaku dan aku beriman pada Rabb yang berada di atas sana. Berita langit
datang padaku di kala pagi dan sore hari.” (HR. Ahmad
[3/4,68,73], Bukhari [3344, 4351], Muslim [1064], Abu Daud [4764], An Nasa’i
dalam Al Mujtaba [5/87] dan selainnya)
[Kedua]
Barangsiapa yang meyakini bahwa Allah berada di mana-mana (di setiap tempat), maka dia termasuk Hululiyah (aliran yang menganggap Allah menyatu dengan makhluk, pen). Untuk membantah keyakinan semacam ini adalah dengan dalil-dalil yang telah lewat yang menyatakan bahwa Allah berada di atas sana. Allah bersemayam di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya. Hendaklah seorang muslim itu tunduk pada dalil Al Kitab, As Sunnah, dan Ijma’ (kesepakatan para ulama). Jika tidak demikian berarti dia termasuk orang yang kafir, keluar dari Islam.
Adapun firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا
كُنْتُمْ
“Dan Dia bersama
kamu di mama saja kamu berada.”(QS. Al Hadid [57] :
4)
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maksud ayat ini adalah Allah bersama makhluk-makhluk-Nya dengan ilmu-Nya sesuai dengan keadaan mereka.
Adapun firman Allah Ta’ala,
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي
الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
“Dan Dialah Allah
(yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu
usahakan.” (QS. Al An’am [6] : 3)
Maksud ayat ini yaitu Allah subhanahu wa ta’ala adalah sesembahan
dari makhluk yang berada di langit maupun di bumi.
وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِي
الْأَرْضِ إِلَهٌ
“Dan Dialah Tuhan
(Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi dan Dia-lah Yang
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az Zukhruf
[43] : 84)
Maksud ayat ini yaitu Allah subhanahu wa ta’ala adalah sesembahan (ilah) dari makhluk yang berada di langit dan di bumi, tidak ada yang berhak disembah selain Dia.
Inilah bentuk kompromi yang benar antara ayat dan hadits tentang hal ini (keberadaan Allah di atas sana dan ayat yang menyatakan Allah di mana-mana, namun maksudnya adalah ilmu-Nya, pen).
Semoga Allah memberi taufik (kepada kebenaran). Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’
Yang menandatangani fatwa ini:
Anggota : Abdullah bin Qu’ud, Abdullah bin Ghodyan
Wakil Ketua : Abdur Rozak ‘Afifi
Ketua : Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz
Anggota : Abdullah bin Qu’ud, Abdullah bin Ghodyan
Wakil Ketua : Abdur Rozak ‘Afifi
Ketua : Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz
Fatwa dari Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa
Kerajaan Arab Saudi (Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Iftah)
[3/217-219], Pertanyaan Pertama dari Fatwa no. 5213
***
Penerjemah : Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar