Pernahkan anda membayangkan orang yang tercantik didunia ini bersanding dengan anda ???
Apalagi jika bersanding bidadari yang ada di surga.
Bagaimanakah bidadari itu ?? mari kita simak ulasan berikut :
Bidadari
Segala puji hanya bagi Allah
SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, dan aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha
Esa dan tiada sekutu bagi
-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Sesungguhnya diantara kenikmatan
surga yang paling besar yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi para hamba -Nya
yang beriman, dan dirindukan oleh jiwa, dikejar oleh hati adalah bidadari.
Allah SWT telah mensifati mereka dengan sebaik-baik sifat-sifat dan
seindah-indah tabi’at, memancing selera orang yang mengejarnya sehingga
sekan-akan orang-orang yang beriman melihatnya secara nyata. Allah SWT berfirman:
Di dalam
surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan
pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum
mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka)
dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan?. Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (QS. Al-Rahman: 56-58).
Al-Hasan dan para
ulama tafsir berkata: Dalam kebeningan permata yakut dan putihnya marjan”.[1]
Allah SWT
berfirman:
Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata
Jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. (QS.
Al-Waqi’ah: 22-23)
Allah swt
berfirman:
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari)dengan langsung,
dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya,
(Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (QS. Al-Waqi’ah: 35-38)
Al-Hur adalah bentuk jamak dari huro’ yang berarti wanita yang muda, cantik
dan jelita, putih, bermata hitam. Aisyah RA berkata: Kulit putih adalah
setengah dari kecantikan. Dan Umar RA berkata: Apabila seorang wanita telah
memiliki kulit yang putih dan rambut yang bagus maka telah sempurna
kecantikannya.
Dan orang Arab
memuji wanita yang berkulit putih:
Wanita
yang berkulit putih, baik hati dan tidak suka melakukan perbuatan dosa
Seperti
kijang Mekkah yang dilarang untuk diburu
Karena
tutur kata yang lembut dia disangka penzina
Dan mereka
tidak mau melakukan zina karena taat terhadap Islam
Firman Allah yang mengatakan (عُرُبًا)
adalah bentuk jamak dari (عُرُوبًا) artinya wanita yang memadukan antara kecantikan tubuh dan
keelokan dalam sikap yang santun, elok dalam hidup bersuami istri, memancing
gairah cinta pada suami dengan sikap yang manja dan tutur kata yang lembut dan
ungkapan yang manis serta gerak-geriknya yang indah. Dan disebutkan
oleh para ulama tafsir tentang makna kata: (عُرُبًا)
bahwa mereka adalah wanita-wanita yang menawan, memiliki rasa cinta yang dalam,
genit, manja, dan penyayang . Semua ini adalah kata-kata yang
diungkapkan oleh para ulama tentang penafsiran makna (عُرُبًا).
Dan firman Allah SWT
yang mengatakan: (أَتْرَابًا) Ibnu Abbas
berkata: dan seluruh ulama tafsir mengatkan artinya adalah wanita yang memiliki usia yang sama yaitu wanita yang memiliki
usia tiga puluh tiga tahun.[2]
Allah SWT telah memberikan pada bidadari kebaikan dalam penciptaan dan
akhlak, kecantikan wajah, kulit halus yang mengagumkan pikiran dan lisan tidak
mampu mengungkapkannya.
Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kelompok pertama yang akan memasuki surga
akan memiliki wajah yang sama seperti bulan purnama, mereka tidak meludah,
ingusan dan tidak pula berak padanya, bejana-bejana mereka di dalamnya adalah
emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, tempat bukhur (gahru) mereka
terbuat dari kayu yang sangat harum, mereka dari mereka minyak misk, setiap
mereka memiliki dua istri, bagian dalam betisnya tampak dari balik dagingnya
karena kecantikannya, tidak ada perselisiahan antara mereka dan tidak pula
terjadi pertengkaran, hati mereka satu, mereka memuji kepada Allah SWT pada
waktu pagi dan petang”.[3]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik RA
bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Pergi
pada waktu pagi di jalan Allah atau pada waktu petang lebih baik dari dunia dan
seisinya, dan pendeknya anak panah salah seorang di antara kalian dari surga
atau tempat cemetinya lebih baik dari dunia dan seisinya, dan seandainya
seorang bidadari dari surga turun ke menghampiri penghuni bumi maka dia akan
menerangi antara antara langit dan bumi dan akan menyebarkan semerbak bau yang
harum, dan selendang yang menutupi kepalanya lebih baik dari dunia dan
seisinya”.[4]
Dan bidadari itu
terbebas dari segala kotoran dan sesuatu yang menjijikkan baik lahir maupun batin.
Allah SWT berfirman:
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi
rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan
“Inilah yang pernah diberikan kepada
kami dahulu." Mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah: 25)
Banyak alhi tafsir mengatakan bahwa Al-Muthaharah berarti suci dari haid,
kencing, nifas, berak, ingus, ludah dan setiap kotoran serta perkara yang
menjijikkan seperti apa yang terjadi pada wanita di dunia ini.[5]
Ibnul Qoyyim rahimahullah
berkata: Bersamaan dengan itu batin mereka juga suci dari akhlak yang buruk dan
sifat-sifat yang tercela, lisan mereka suci dari kekejian dan ucapan yang
kotor, pandangan mereka suci dari keinginan kepada selain suami dan pakian
mereka suci dari kotoran yang bisa mengotorinya.[6]
Di antara balasan
besar yang disediakan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba -Nya yang beriman di
dalam surga yang mulia adalah mereka akan menikah dengan para bidadari, maka
dengan ini akan terwujud kebahagiaan dan kelezatan hidup menjadi sempurna.
Allah SWT berfirman:
“mereka bertelekan di atas
dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan
mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli”.
QS. (Al-Thur:
20).
Allah SWT berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ ¨bÎ)
|=»ysô¹r&
Ïp¨Ypgø:$# tPöquø9$# Îû
9@äóä© tbqßgÅ3»sù ÇÎÎÈ öLèe ö/àSã_ºurør&ur
Îû
@@»n=Ïß
n?tã
Å7ͬ!#uF{$# tbqä«Å3§GãB
ÇÎÏÈ ﴾ ( يس : 55-56)
Sesungguhnya penghuni surga
pada hari itu bersenang-senang.Mereka dan istri-istri mereka berada dalam
tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. dalam kesibukan (mereka). (QS.
Yasin: 55-56).
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Musa
Al-Asya’ari RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya bagi orang yang beriman di dalam surga sebuah kemah dari
satu mutiara yang memiliki ruang melengkung, panjangnya emam puluh mil, bagi
orang yang beriman pasangan di dalamnya, seorang mu’min berkeliling kepada
mereka namun sebagian mereka tidak melihat kepada sebagian yang lain”.[7]
Dan kemah-kemah ini bukan bagian dari ruang-ruang dan
istana-istana (yang dijanjikan oleh Allah) di dalam surga, ini adalah bentuk
kenikmatan yang lain. Diriwayatkan oleh Al-Thabrani di dalam Al-Mu’mus
Shagir dari Abi Hurairah RA berkata: Dikatakan wahai Rasulullah apakah kita
akan berkumpul dengan istri-istri kita di dalam surga?. Maka Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya seorang lelaki akan
berkumpul dalam satu hari bersama seratus gadis”.[8]
Dan para bidadari itu sangat
rindu kepada suami-suami mereka dari golongan orang yang beriman, bahkan mereka
berdo’a agar orang yang menyakiti suaminya di dunia ditimpakan keburukan atas
mereka, lalu bagiamana jika sang suami datang dan sang bidadari diberitakan
tentang kedatangan suaminya itu. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam
Musnadnya dari Mu’adz bin Jabal RA dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak seorang wanita menyakiti suaminya
di dunia kecuali istri yang dari bidadari berkata: Janganlah engkau
menyakitinya, semoga Allah membinasakanmu, sebab dia di sisimu hanya sebagai
orang yang mampir saja dan akan berpisah denganmu menuju kami”.[9]
Dan para pengantin dari
bidadari akan semakin cantik, cinta dan rindu kepada suaminya di dalam surga
walau zaman berputar dan
masa berganti panjang.
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari
Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhya di dalam surga terdapat pasar yang didatangi setiap hari
jum’at, lalu angin utara berhembus, maka angin itu menghempas wajah-wajah
mereka dan pakaian-pakaian mereka maka dengannya mereka akan bertambah cantik
dan elok, lalu mereka kembali kepada keluarga mereka sementara wajah mereka
sangat cantik dan elok, maka keluarga mereka berkata kepada mereka: Demi Allah
sungguh setelah pergi, kalian begitu tampak cantik dan elok, maka para lelaki
penghuni surgapun berkata: Kalian juga begitu tampak cantik dan indah setelah
kepergian kami”.[10]
Dan setelah orang-orang yang shaleh di dunia ini mengetahui dari kitab
Allah dan sunnah-sunnah Nabi mereka tentang keadaan para bidadari maka mereka
bertambah rindu dan cinta kepada mereka, dan hal ini akan memotifasi mereka
untuk taat kepada Allah, dan hati mereka tertuju senang kepada mereka. Rabi’ah
bin Kaltsum berkata: Al-Hasan memandangi kami pada saat kami masih muda dan
berkata: Apakah kalian tidak rindu kepada bidadari?”.[11]
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
Wahai yang meminang bidadari jelita dan mencari
Bertemu dengan mereka di dalam surga yang hidup
Seandainya engkau menyadari siapa yang dipinang dan
Dicari, niscaya engkau berkorban segala yang berharga
Atau dirimu mengetahui di manakah dia bertempat tinggal
Niscaya engkau berusaha meraihnya dengan mata terpejam
Telah diberitakan tentang jalan tempat tinggalnya dan
jika
Engkau ingin sampai maka janganlah terlambat menerjangnya
Bergegaslah dan paculah jalanmu serta berusahalah,
sungguh
Usahamu ini satu saat yang pendek dalam rentangan zaman
Rindukanlah dia, bisikanlah jiwamu untuk segera meraihnya
Berikanlah maharnya selama dirimu merasa mampu berjuang
Sempurnakanlah puasamu sebelum bertemu dengannya dan
Dan Hari pertemuanmu bagai hari idul fitri setelah
ramadhan
Dan jadikanlah kecantikannya sebagai motifasi dan
berjalanlah
Engkau dapatkan segala ketakutan berubah menjadi aman
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan
semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
[1] Tafsir Ibnu Katsir: 4/278
[2] Tafsir Ibnu Katsir: 4/292
[3] Al-Bukhari: no: 3245 dan Muslim: no: 2834
[4] Al-Bukhari no: 2796 dan dikeluarkan
oleh Muslim no: 1880. Dan Al-Gudwah adalah pergi keluar pada wakut pagi untuk
berperang di jalan Allah dan Al-Rauhah adalah pergi keluar untuk berperang di
jalan Allah pada waktu petang
[5] Tafsir Ibnu Katsir: 1/63
[6] Bada’iut Tafsir: 1/292
[7] Muslim: no: 2838 dan Al-bukhari: 3243
[8] Al-mu’jamus Shagir: 2/68 no: 795 dan
Al-Hafiz Abu Abdullah Al-Maqdisi berkata: Hadits ini bagiku berada dalam
koridor syarat hadits yang shahih, tafsir Ibnu Katsir: 4/292
[9] HR. Imam Ahmad: 36/417 no: 22101 dan
para muhaqqiq berkata: sanadnya hasan, dan (dakhil yang bermkana orang yang mampir) maksudnya adalah orang yang segera
pergi.
[10] Shahih Muslim: no: 2833
[11] Lihat: sebuh risalah yang berjudul:
Busyrol Muhibbin bi Akhbaril Hurril In, karngan Sa’d Al-Hamdan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar