Apakah pembaca sudah pernah khusu' dalam sholat ?
kalau kita jawab sejujurnya, maka jawabannya belum pernah.
Baru takbirotul ihrom saja terkadang kita sudah memikirkan hal lain yang hubungannya dengan keduniaan, karena pikiran kita melantur sampai jauh sampai lupa jumlah rokaat yang sudah dikerjakan, bukankah begitu pembaca ???
Disini kami akan sajikan kiat menjadi khusu' dalam mengerjakan sholat.
33 FAKTOR YANG MEMBUAHKAN
KEKHUSYU'AN DALAM SHALAT
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Munajjid
Daar Al-Wathan
PERTAMA
: Bersungguh-sungguh untuk mendapatkan kekhusyu'an dan apa yang menguatkannya:
1.
Bersiap diri untuk
menunaikan shalat, diantaranya dengan
menjawab adzan dan berdoa setelah adzan dengan doa yang ada tuntunannya, selain
itu berdoa antara saat adzan dan iqamah, berwudhu dengan baik, membaca basmalah
sebelum berwudhu, berdzikir dan berdoa setelah wudhu, bersiwak, mengenakan
pakaian yang bersih, bersegera menuju masjid dan berjalan dengan tenang lalu
menunggu shalat, juga merapatkan dan menyusun barisan shaf.
2.
Thuma'ninah dalam
shalat. Nabi
r
bersikap thuma'ninah sehingga setiap tulang
(beliau) kembali ke asalnya.
3.
Mengingat mati ketika
shalat. Nabi r bersabda: "Ingatlah kematian
dalam shalatmu, karena seseorang jika mengingat mati dalam shalatnya tentu akan
memperbaiki shalatnya. Shalatlah seperti shalatnya seseorang yang merasa tidak
akan shalat lagi"
4.
Merenungkan ayat atau
dzikir yang diucapkan dalam shalat.
Ini tidak akan mungkin melainkan dengan mengetahui makna apa yang di baca,
lantas merenungkannya sehingga akan meneteskan air mata dan sentuhan dalam
jiwa. Allah berfirman:
"Dan
orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka
tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta" (Q.S Al-Furqan
73)
*
Diantara hal memudahkan tadabbur ayat, bertasbih ketika melewati ayat-ayat
tasbih, dan berta'awwudz ketika melewati ayat-ayat yang memerintahkan
untuk berlindung pada Allah.
*
Membaca amin setelah Al-Fatihah. Dengan membacanya akan mendatangkan pahala
yang besar. Rasulullah r bersabda:
"Jika Imam mengucapkan amin, maka ucapkanlah amin, karena siapa yang
ucapan aminnya bersamaan dengan aminnya para malaikat, akan diampuni dosanya
yang telah lalu" (H.R Bukhari).
*
Apabila imam mengucapkan 'Sami'Allahuliman hamidah', maka makmum
mengucapkan: 'Rabbanaa wa lakal hamdu'
. Ucapan tersebut juga berpahala besar.
5.
Membaca seayat demi
seayat, karena dengan begitu akan lebih
memberi pemahaman, tadabbur dan sesuai dengan contoh nabi r . Beliau membaca ayat dengan jelas
perhurufnya.
6.
Membaca dengan tartil
dan membaguskan bacaan. Allah berfirman:
"Dan bacalah
al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan"
(Q.S Al-Muzzammil 4)
Dan sabda nabi r : "Hiasilah Al-Qur'an dengan suara
kalian, karena suara yang indah itu menambah kebagusan Al-Qur'an" (H.R Hakim)
7.
Merasakan bahwa Allah menjawabnya ketika shalat.
Nabi bersabda: Allah 'Azza wa Jalla
berfirman : Aku bagi shalat untuk-Ku dan
hamba-Ku menjadi dua bagian, bagi hamba-Ku apa yang dia pinta. Jika dia
mengucapkan: Alhamdulillahirabbil 'Aalamiin maka Allah berfirman:
"Hamba-Ku memuji-Ku". Jika dia mengucapkan: "Ar Rahmaanir
Rahiim, maka Allah berfirman: "Hamba-Ku menyanjung-Ku" dan jika
ia mengucapkan: Maaliki yaumid diin, maka Allah menjawab: "Hamba-Ku
mengagungkan-Ku" Jika dia mengucapkan: Iyyaakana'budu wa
iyyaakanasta'iin, maka Allah berfirman: "Ini adalah antara Aku dan
hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohon. Jika ia mengucapkan: Ihdinash
Shiratal Mustaqiim Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim Ghairil Maghdhuubi
'alaihim waladz Dhaalliin, maka Allah berfirman: "Ini adalah untuk
hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta"
8. Shalat menghadap dan mendekat
ke arah sutrah atau pembatas:
*
Ini akan memberikan beberapa manfaat, diantaranya:
-
Menahan pandangan dari apa yang ada di belakang sutrah dan mencegah orang yang
akan melewati dengan mendekatinya.
-
Mencegah setan agar tidak melewati atau merusak shalat. Nabi bersabda: "Jika salah seorang dari kalian
shalat menghadap ke sutrah, maka hendaklah ia dekat dengannya, agar setan tidak
memotong shalatnya" (H.R Abu Dawud)
9.
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada.
Nabi jika
shalat, beliau letakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya. Keduanya beliau
letakkan di atas dada". Hikmahnya sikap seperti ini adalah menunjukkan
sikap orang yang meminta nan hina. Selain itu, terjauh dari sikap bermain-main
dan lebih dekat pada kekhusyu'an.
10.
Memandang ke tempat sujud. 'Aisyah r.a
meriwayatkan bahwa jika Rasulullah r
shalat, beliau menundukan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tanah.
Adapun ketika tasyahud beliau memandang ke jari yang memberi isyarat dan beliau
menggerakkannya. Hal ini diriwayatkan dari nabi r
11.
Menggerakkan jari telunjuk.
Nabi
bersabda: "Hal itu adalah lebih berat bagi setan dari besi". Memberi
isyarat dengan jari telunjuk mengingatkan seorang hamba akan keesaan Allah
Ta'ala dan ikhlas dalam ibadah. Inilah yang perkara terbesar yang dibenci
setan. Kita berlindung pada Allah dari kejahatannya.
12.
Variasi dalam membaca surat, ayat, dzikir dan doa dalam shalat.
Metode ini akan memberikan berbagai macam makna dan kandungan dari ayat dan
dzikir-dzikir bagi orang yang shalat. Selain
itu merupakan hal dituntunkan dan lebih menyempurnakan kekhusyu'an.
13.
Melakukan sujud tilawah ketika melewati ayat-ayat sajdah.
Allah berfirman:
"Dan mereka
menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. (Q.S Al-Israa 109)
Dan
Allah berfirman:
"Apabila
dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka
menyungkur dengan bersujud dan menangis" (Q.S Maryam 58)
Rasulullah bersabda: "Jika anak Adam membaca ayat sajdah lalu bersujud, maka setan
menyingkir dan menangis. Ia mengatakan: "Aduhai, anak Adam diperintahkan
sujud, lalu bersujud, maka baginya surga, sedangkan aku diperintahkan sujud
lalu aku membangkang, maka bagiku neraka" (H.R Muslim)
14.
Berlindung diri pada Allah dari godaan setan.
Setan adalah musuh kita. Diantara bentuk permusuhannya adalah upayanya memberikan
wis was
supaya hilang kekhusyu'an orang yang shalat dan mengacaukan shalatnya. Setan
ibarat penyamun, setiap kali seorang hamba mendekatkan diri pada Allah, maka
setan ingin memotong jalan tersebut. Sudah selayaknya atas seorang hamba untuk
tegar dan sabar serta senantiasa berdzikir
dan shalat dan tidak merasa jemu. Karena dengan keistiqamahannya
beribadah akan memalingkan tipu daya setan darinya.
"Sesungguhnya tipu daya syaitan
itu adalah lemah" (Q.S An-Nisaa 76)
15. Bercermin pada shalatnya kaum salafus
sholeh.
- Ali bin Abi Thalib r.a jika
menghadiri shalat, merasa takut dan wajahnya berubah. Maka beliau di tanya:
"Ada apa
denganmu? " Maka beliau menjawab: "Demi Allah telah datang waktu
amanah yang Allah tawarkan pada langit dan bumi serta gunung-gunung, mereka
semua menolak untuk memikulnya dan merasa keberatan, tetapi aku malah
menerimanya".
- Sa'id at-Tanukhi jika shalat
tetesan air matanya tidak terhenti dari kedua pipinya ke janggutnya.
16. Mengetahui keutamaan khusyu
dalam shalat. Diantaranya sabda nabi r: "Seorang muslim yang
menghadiri shalat fardhu lalu ia baguskan wudhunya, khusyu dan rukuknya,
melainkan itu sebagai kafarat atas dosa-dosa sebelumnya selama ia tidak
melakukan dosa besar. Ini adalah untuk sepanjang masa" (H.R Muslim)
17. Bersungguh-sungguh dalam berdoa
terutama di waktu sujud.
Allah berfirman:
"Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara
yang lembut" (Q.S Al-A'raaf 55)
Nabi kita yang mulia r bersabda: "Sedekat-dekat hamba
dengan Tuhannya yaitu ketika ia bersujud, maka perbanyaklah doa" (H.R Muslim)
18. Berdzikir seusai shalat, ini akan membantu tetapnya atsar
(pengaruh) kekhusyu'an dalam jiwa dan keberkahan yang terdapat dalam
shalat.
KEDUA : Menghindarkan hal-hal yang bisa
menghalangi kekhusyu'an atau menodai kesuciannya.
19. Menghilangkan apa yang menyibukkan
pandangan di tempat orang yang shalat. Anas r.a berkata: Qiram (tirai yang ada lukisannya ada juga yang
mengatakan pakaian yang berwarna) milik 'Aisyah yang digunakan untuk
penutup/tirai di samping rumahnya. Maka nabi r bersabda kepadanya: "Hindarkanlah
ia dariku, karena lukisan tersebut tampak dalam shalatku" (H.R Bukhari)
20. Tidak shalat dengan mengenakan pakaian yang bergambar
atau bertuliskan atau berwarna yang dapat mengganggu orang yang shalat. 'Aisyah r.a: Nabi r shalat dengan mengenakan pakaian yang
bercorak/bergaris, maka beliau memandang pada coraknya. Seusai shalat beliau
bersabda: "Bawalah pakaian ini ke Abu Jahm bin Hudzaifah, dan tukarlah
dengan pakaian yang tidak bercorak, karena tadi shalatku terganggu
karenanya" (H.R Muslim)
21. Tidak shalat jika ada hidangan makanan
yang ia sukai. Nabi bersabda: "Tidak ada shalat jika
makanan telah dihidangkan" (H.R
Muslim)
22. Tidak shalat dengan menahan kencing
atau buang air besar. Tidak diragukan lagi, diantara hal yang bertentangan
dengan kekhusyu'an adalah orang yang shalat dengan menahan kencing atau berak.
Karena itulah rasulullah r melarang hal itu. Beliau bersabda: "Tidak
ada shalat jika makanan telah dihidangkan dan tidak pula dalam keadaan ia
menahan dua hal yang buruk (maksudnya kencing dan buang air besar)" (H.R
Muslim)
- Sikap menahan tersebut tentu akan
menghilangkan kekhusyu'an. Termasuk dalam hal ini adalah menahan angin/kentut.
23. Tidak shalat dalam keadaan
mengantuk. Dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah r bersabda: "Jika salah seorang
dari kalian mengantuk ketika shalat, maka hendaklah ia tidur, sampai ia
mengetahui apa yang ia ucapkan (maksudnya dalam shalat)" (H.R Bukhari)
24. Tidak shalat di belakang orang yang
sedang berbicara atau tidur. Nabi r melarang hal ini dengan sabdanya:
"Janganlah kalian shalat di belakang orang yang sedang tidur atau sedang
berbicara, karena orang yang sedang berbicara sibuk dengan pembicaraannya dan
mengganggu orang yang shalat sedangkan orang yang sedang tidur, terkadang
tampak anggota badannya sehingga melalaikan orang yang shalat. Apabila
kemungkinan di atas tidak terjadi, maka tidak dimakruhkan shalat di belakang
orang yang sedang tidur. Wallahu a'lam.
25. Tidak sibuk dengan meratakan
kerikil.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Mu'aiqib r.a bahwa nabi r bersabda pada orang yang meratakan
tanah ketika bersujud: "Jika engkau hendak melakukan maka cukup sekali
saja" . Sebab larangan ini adalah untuk memelihara kekhusyu'an dan tidak
banyak bergerak dalam shalat. Lebih utama jika tempat sujud itu memang perlu
dibersihkan agar membersihkannya sebelum shalat.
26. Tidak mengeraskan bacaan karena dapat mengganggu jamaah shalat
lainnya. Rasulullah r bersabda: "Ketauhilah,
masing-masing dari kalian bermunajat pada tuhannya, maka janganlah sebagian
kalian mengganggu sebagian yang lain, dan janganlah sebagian kalian mengeraskan
bacaannya atas sebagian yang lain, atau beliau bersabda: (dalam shalat) (H.R Abu Dawud)
27. Tidak menoleh ketika shalat. Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah r bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla
senantiasa ada di hadapan seorang hamba dalam shalatnya selama ia tidak
menoleh. Jika ia berpaling, maka Allah berpaling darinya". Rasulullah r di tanya tentang menoleh dalam shalat,
maka beliau bersabda: "Itu adalah
satu sambaran/curian setan dari shalat seorang hamba" (H.R Bukhari)
28.
Tidak memandang ke arah langit/ke atas. Terdapat larangan tentang hal ini dan
ancaman bagi pelakunya dalam sabda nabi r : "Jika salah seorang dari kalian
sedang shalat, maka jangan mengangkat pandangannya ke langit" (H.R
Ahmad). Nabi r melarang keras hal itu dengan
sabdanya: "Kalian menghentikan perbuatan tersebut atau pandangan kalian
akan di sambar" (H.R Bukhari)
29. Tidak meludah ke arah depannya
ketika shalat. Karena hal tersebut berlawanan dengan kekhusyua'an dalam shalat
dan adab pada Allah. Nabi r bersabda: ""Jika salah
seorang dari kalian sedang shalat, maka jangan meludah ke depannya, karena
Allah ada di hadapannya ketika ia shalat" (H.R Bukhari)
30. Berupaya agar tidak menguap ketika
shalat.
Rasulullah r bersabda: "Jika salah seorang
dari kalian menguap, maka hendaklah ia tahan sekuatnya, karena setan bisa
masuk" (H.R Muslim)
31. Tidak meletakkan tangan pada
pinggang dalam shalat. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah r melarang meletakkan tangan pada
pinggang dalam shalat.
32. Tidak memanjangkan pakaian hingga
menyentuh tanah. Diriwayatkan bahwa Rasulullah r melarang memanjangkan pakaian hingga
menyentuh tanah dan seseorang yang menutup mulutnya. (H.R Abu Dawud)
33. Tidak menyerupai hewan. Nabi r melarang tiga hal dalam shalat:
- Duduk seperti binatang buas
- Sujud seperti burung yang mematuk
(makanannya)
- Seseorang yang menjadikan satu tempat
khusus di masjid untuk shalatnya, ini menyerupai onta, yang mana ia tidak
merubah tempat berdiamnya.
Inilah apa yang dapat kami sampaikan
tentang faktor-faktor yang bisa mendatangkan kekhusyu'an dan hal-hal yang bisa
menghalangi kekhusyu'an agar kita bisa menghindarinya. Segala puji bagi Allah,
semoga shalawat dan salam tetap tercurah atas nabi kita Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar