MuslimahZone.com – Alkisah ada seorang ibu bernama Relti.
Sudah tiga tahun ini ia menunggu-nunggu kehamilan dirinya. Segala cara
sudah ia tempuh, tak lelah ia bertanya dan menjalani berbagai jenis
terapi, akan tetapi kehamilan yang ditunggu-tunggu tak jua kunjung
datang.
Ibu Relti berasal dari keluarga kelas menengah yang berpengetahuan
baik dan sangat peduli dengan kebersihan dan kesehatan, bahkan cenderung
fobia jika harus berhadapan dengan sesuatu yang sedikit “kotor”. Apa
pasal penyebab Ibu Relti tak kunjung hamil?
Hasil penelitian mutakhir menunjukkan bahwa angka kemandulan di
antara para wanita yang berstatus ekonomi menengah ke atas dan berkarier
di kota-kota besar semakin meningkat. Hipotesis kreatif ini dihasilkan
oleh Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, Sp.And., MS.Med., yang menjabat
sebagai rektor Universitas Diponegoro. Menurutnya, wanita yang
kekurangan cacing atau belum pernah cacingan beresiko mengalami
kemandulan.
Dasar pemikiran beliau sangat ilmiah dan jauh dari kesan tak serius.
Cacing di dalam perut dalam jumlah yang proporsional akan merangsang
aktivitas sistem pertahanan tubuh humoral (cair) yang dikenal dengan
Th2. Pertahanan tubuh humoral ini terdiri atas serangkaian proses yang
meliputi penyelubungan cacing untuk membatasi ruang geraknya. Proses ini
melibatkan imunoglobulin (Ig), yaitu sebuah protein khusus yang dapat
bertindak represif terhadap benda asing.
Namun, yang sering terjadi adalah manusia mengkonsumsi obat cacing,
hingga cacing dalam perut musnah atau tak mampu berketurunan dan
melakukan regenerasi. Padahal kemusnahan cacing dalam ekosistem tubuh
manusia akan memberikan dampak yang signifikan.
Selain sistem pertahanan tubuh humoral (cair) atau jalur pertahanan
Th2. Tubuh juga memiliki sistem pertahanan tubuh seluler yang
menggunakan sel-sel tubuh seperti limfosit dan makrofag. Jalur Th1 dan
Th2 bersama-sama bekerja menjaga tubuh dari kuman-kuman penyakit.
Nah, apakah yang terjadi jika perempuan tak memiliki cacing dalam
perutnya? Sistem pertahanan tubuh humoral (cair) Th2 menjadi kurang
aktif, dan hal ini menyebabkan sistem pertahanan tubuh seluler menjadi
terlalu aktif. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara jalur Th1 dan
Th2. Pada wanita, sistem pertahanan tubuh seluler yang terlalu aktif
tersebut juga menjaga di sekitar rahim dan alat peranakan lainnya.
Akibatnya, sel nuthfah dari suami, yang merupakan sel asing, akan sulit menembus sistem pertahanan tersebut dan akan gagal membuahi.
Bahkan, jika pembuahan berhasil terjadi, sel-sel penjaga tersebut
akan menghalangi proses pelekatannya di dinding rahim. Bagi sel-sel
penjaga tersebut, calon mudghah yang sebenarnya mengandung unsur ibu yang merupakan induk semangnya, tetap dianggap sebagai sel asing.
Sumber: Jangan ke Dokter Lagi! Keajaiban Sistem Imun & Kiat Menghalau Penyakit, Tauhid Nur Azhar & Bambang Trim, Bandung, MQ Gress, 2007
(esqiel/muslimahzone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar