Pertanyaan:
Aku adalah seorang pemuda yang telah menikah, dan Alhamdulillah aku
mempunyai beberapa anak. Dulu aku sangat ingin memilih istri yang
berakhlak dan beragama. Sehingga aku pun menikah dengan seorang wanita
dari keluarga mulia. Hubungan kami pada bulan-bulan pertama dibangun di
atas saling menghormati.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, istriku mulai bersikap buruk
sedikit demi sedikit, hingga hidupku berubah menjadi neraka menurut
istilah bahasa. Dia mulai menyusahkan keluargaku, sengaja menghina
mereka, menyambut mereka dengan dingin, tidak lagi menghiraukan dan
memperdulikan perintah-perintahku, meskipun aku secara bertahap telah
menerapkan berbagai metode dari nasihat hingga omelan, kemudian boikot
dan kemarahan. Terkadang aku terpaksa memukulnya, tetapi dengan semua
itu dia tidak peduli, dan tidak melihat apa pun kecuali dirinya dan
keinginannya. Dia juga tidak mengabulkan hasratku sebagai suaminya
dengan sebenar-benarnya kepatuhan. Aku telah sering berusaha
menasihatinya dengan cara yang lebih baik, tetapi tidak ada gunanya.
Sehari dia taat, kemudian kembali seperti sebelumnya. Dia merasa yakin –
seperti yang dia sangka – bahwa aku tidak akan menceraikannya; yang
pertama karena sulitnya untuk menikah lagi, yang kedua karena
ketergantunganku dengan anak-anak. Tiada satu metode pun melainkan telah
kutetapkan terhadapnya, dengan tujuan untuk mengadakan perbaikan; dari
mulai nasihat, ucapan yang lembut, kemarahan hingga boikot.
Tetapi semua itu tiada guna. Pernah aku berpikir untuk memberitahu
keluarganya, namun aku khawatir mereka tidak akan percaya dan berdiam
diri terhadap sifat anak perempuan mereka. Aku bingung dengan urusanku
ini dan hidupku menjadi hitam legam meskipun aku adalah orang yang
optimis. Aku menginginkan bantuan orang lain. Berikan bimbingan
kepadaku, apa yang harus kulakukan? Dulu aku selalu mendoakan kebaikan
baginya, tetapi sekarang aku mendoakan kecelakaan untuknya, karena pada
prakteknya dia telah mengubah hidupku menjadi keputusasaan, kebinasaan
dan neraka.
Jawaban:
Sehubungan dengan permintaan saran yang anda ajukan, maka anda
memberikan beberapa catatan dari beberapa catatan dari beberapa segi:
Pertama: Semoga
Allah membantu anda, karena pada hakikatnya aku merasakan besarnya rasa
sakit dan penderitaan anda. Bagaimana tidak, sementara anda mengalami
hal itu di dalam rumah anda dan bersama istri anda, yang seharusnya
menjadi tempat pelarian anda jika dunia terasa sempit bagi anda dan
bagai tekanan bertumpuk menindih anda, agar anda mendapatkan apa yang
melonggarkan jiwa anda dan membuat anda lupa akan kesedihan anda.
Kedua: Kehidupan
itu, hai saudaraku yang mulia – dan kukatakan ini berdasarkan kenyataan –
adalah ujian yang penuh dengan permasalahan dan hal-hal yang
mengganggu. Masalah-masalah keluarga di antara suami-istri secara khusus
tidak terhitung jumlahnya yang disebabkan oleh banyak hal, baik
penyebab sosial. Mental, edukasional, yang kadar kembalinya kepada
perbedaan tingkat kedua belah pihak. Bisa jadi perbedaan dalam masalah
ilmu, status sosial, atau perbedaan kepedulian dan sifat kepribadian,
atau faktor lainnya. Mungkin juga adanya talbis dan godaan setan, baik
dari kalangan jin maupun manusia. Tetapi terkadang ia lenyap sendiri
seiring berlalunya waktu.
Sangat diperlukan pemahaman masing-masing pihak mengenal tabiat
pasangannya dan kesediaan mengabaikan beberapa tuntutan yang dilakukan
masing-masing pihak, agar keduanya bisa bertemu bersama di pertengahan
jalan, meskipun menurut kami laki-laki yang memiliki hak
kepemimpinannya, pada umumnya kurang bisa mengabaikan
tuntutan-tuntutannya. Hanya saja, akal dan pemahaman laki-laki mengenai
tabiat wanita serta kekurangannya dalam hal akal dan juga kekurangan
agamanya, membuat dia mampu menutup mata terhadap banyak hal.
Ketiga: Ingatlah, hai saudaraku yang mulia, hadits al-Musthafa shalawatullah wa salamuhu alaih: “Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok,” sampai beliau bersabda, “Dan pecahnya adalah cerainya… “ al-hadits.
Ingat juga bahwa cerai adalah perkara halal yang paling dibenci oleh
Allah. Ingat pula bahwa setan berusaha keras bersama
begundal-begundalnya untuk menyebarkan kerusakan dan kehinaan. Tiada ia
merasa gembira dengan suatu kesenangan yang menyamai kesenangannya
ketika seorang lelaki menceraikan istrinya, seperti yang telah
disebutkan dalam hadits sahih. Ingat pula anak-anak anda yang masih
kecil,semoga Allah menjaga keduanya, menshalihkan keduanya, menjadikan
keduanya sebagai simpanan untuk akhirat dan dunia, dan mencicipkan
manisnya kebaktian dan kesalihan keduanya kepada kalian. Karena itu,
pikiran akan perceraian merupakan pilihan yan pahit; jadikan ia terapi
terakhir, karena masih banyak pilihan lainnya, diantaranya adalah
poligami.
Keempat: Kejadian
antara dia dengan keluarga anda dan kepeduliannya yang sangat besar
kepada keluarganya, serta urusan-urusan lainnya, aku percaya seringkali
terjadi. Hal itu merupakan tanda kekurangan dan sempitnya pandangan
istri anda itu. Seolusianya di sini adalah anda timbang urusan ini
dengan parameter yang teliti, jelas lagi riil.
Perhatikan urusan tersebut, khususnya perlakuan istri anda terhadap
keluarga anda, saudari-saudari anda khusunya, dan anak-anak mereka.
Karena aku khawatir urusan ini dibesar-besarkan dari pihak pembawa
ceritanya; dan ini yang kadang-kadang terjadi. Maka jangan anda timpa
kecuali menurut apa yang anda lihat dengan mata anda. Bila telah
terbukti, maka tetapkan hukuman yang jelas untuk urusan itu; diawalai
dengan peringatan, kemudiaan celaan, lalu boikot.
Kelima: Hai
saudaraku yang mulia, anda harus berembug dengan salah satu orang yang
pandai di kalangan keluarganya. Bisa ayahnya, atau salah satu
saudaranya, atau pamannya, atau bibinya, untuk menjelaskan sudut pandang
anda dan menyampaikan pemikiran anda kepada mereka dengan jelas. Tidak
masalah mengadakan pertemuan lagi sesudah pertemuan pertama bersama
kerabatnya itu. Kemudian pada pertemuan ketiga, antara anda, isti anda
dan kerabatnya yang pandai tersebut. Di pertemuan itu, jika kalian
berdua saling mengkritik dan masing-masing dari kalian berdua mengatakan
terus terang apa yang dikehendaki dari pasangannya, agar celah-celah
tertutup sempurna dan hal-hal yang samar menjadi jelas, jika memang ada.
Tidak ada larangan mengulangi pertemuan-pertemuan seperti itu. Jika
pertemuan-pertemuan itu berguna, maka itulah yang kita inginkan. Jika
tidak, maka berarti anda telah mengerahkan semua yang anda mampu, dan
meyampaikan uzur atau alas an kepada keluarganya jika terjadi sesuatu
yang ditakutkan -karena takdir Allah- misalnya perceraian atau hal
lainnya. Tetapi aku pesankan kepada anda hai saudara yang mulia, untuk
bersikap adil kepada diri anda semampu anda dan merenungkan beberapa
perkara dari sudut pandang istri anda. Berusahalah, dan anda tidak akan
rugi, dengan izin Allah.
Keenam: Tidak
masalah untuk menghadirkan beberapa catatan, buku-buku kecil, dan
kaset-kaset yang mengutarakan hak suami atas istrinya, pentingnya hal
tersebut, dan cara-cara ideal untuk bergaul di antara suami-istri.
Letakkan itu semua di tempat yang mudah diambil oleh semua orang di
dalam rumah.
Mudah-mudahan dia mau melihatnya atau mendengarnya, lalu bertepatan
dengan telinganya mau mendengar, atau hatinya mau merenung, sehingga dia
terpengaruh dengan hal-hal itu, dan akhirnya Allah mengadakan sesuatu
yang baru sesudah itu.
Ketujuh: Jangan
berputus asa, hai saudaraku yang mulia, untuk berusaha mengadakan
perbaikan; dan jangan berputus asa dari rahmat Allah dan
pertolongan-Nya, karena ini semua adalah takdir anda, maka terimalah
dengan ridha dan harapkan pahal-pahalnya di sisi Allah. Jangan mendoakan
keburukan atas dirinya, namun doakan kebaikan untuknya, dan anda tidak
akan rugi sedikit pun. Jangan pula menganggap terkabulnya doa anda
sangat lambat. Tetapi perbanyaklah doa, carilah waktu-waktu yang
mustajab, dan ingatlah selalu bahwa Nabiyyul Huda shalawatullah wa salamuhu ‘alaih
pernah dibuat marah oleh istri-istrinya, dikarenakan peristiwa itu
turunlah ayat-ayat mulia yang akan terus dibaca sampai hari kiamat.
Padahal beliau adalah panutan, sedangkan para istri beliau adalah
ummahatul mu’minin (ibunda orang-orang beriman), sementara generasi
beliau adalah sebaik-baik generasi. Maka bagaimana dengan kita yang ada
di masa kini, berusaha menggapai derajat tersebut?
Kedelapan:
Berusahalah, hai saudaraku yang mulia untuk melihat segi-segi positif
pada diri istri anda. Barangkali hal itu bisa meringankan beberapa hal
yang anda derita. Semoga Allah memberi anda taufik dan meluruskan
langkah anda di atas jalan kebaikan
Sumber: Setiap Problem Suami-Istri Ada Solusinya, Solusi atas 500
Problem Istri dan 300 Problem Suami oleh Sekelompok Ulama: Syaikhul
Islam Ibn Taimiyah, Syaikh bin Baz, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Syaikh
Abdullah bin Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin dll, Mitra Pustaka, 2008
Dipublikasikan oleh: KonsultasiSyariah.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar